the search of TAUCO

Yellooooowwww (kalo kata Fina Ya Helloooowww),
Minggu ini ujian dimulai. Saya seperti kebakaran jenggot. Pasalnya beberapa hari ini otak saya tidak bisa diajak berkompromi. Si Otak mintanya istirahat mulu. Sedang manja dia, maklum masih dalam masa pertumbuhan. Jadilah, masuk ruang ujian seperti masuk ke lubang buaya = bunuh diri.
Egaaal mo dapet apa. You’ve got what you’ve worked, dan mengutip kata Fina lagi... orang itu menuai apa yang dah dia tanam. HEHEH!. Usaha sih pasti... saya masih rajin bulak balik Bibliothek ko sampe ngantuk. Tapi itupun cuma bertahan 1 jam. Kadang malu sama matahari yang rajin nongol tiap pagi tanpa ngeluh, dan baru pergi saat petang.
Well,
kita lihat saja nanti.

Senin 28 Januari, usai Ujian BWL, saya, Nurry dan Fina main ke rumah Gilang. Mmmmhhh, bukan main sih. Tepatnya lebih minjem Internet karena rumah masih direnov (gaya!!!). Ini aja ngetik dadakan sekalian ngeprint tugas. Fhuhhhhh susah hidup tanpa internet. Habis dari rumah Gilang... saya, Nurry, dan Fina berangkat ke rumah Alit. Kami kelaparaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.
Saya dan Nurry cuma makan sepotong roti susu sebelum kuliah. Sedih. Berhubung cuma alit yang insting masaknya lebih jago dari penciuman anjing (*euh?) jadilah kita ke Triftstr. Sebelum ke kampung melayu (baca: Triftstr. ), kami mampir ke toko Asia dulu di daerah Seestr. Rencananya kita mau makan Cah kangkung. Tapi isinya mau ada tahunya, ikannya, ada tauge nya, sama ada Nasinya (ya iya laaaah).
‚Fehlt noch was...‘, sagte Mega.
Kita nengok semua ke mega
Tauco
NAH LOH!!!!!Heheheheheh. Secara kebetulan kami memang ga tau apa itu tauco. Please, jangan menjudge kami sebagai wanita biadab. Kami mau kok pinter masak, tapi.... keadaan berkehendak lain. Betapa jahanamnya kapitalisme sampai membuat kami lebih cinta terhadap Kubideh, KFC dan Mc D ketimbang masak sendiri.
Hehe
Ya udah, ada kali lima belas menitan kita nyari Tauco dengan mata laper dan perut ngantuk. Gimana donk? Gara2 BWL, jam tidur dan makan kami berkurang diganti dengan melahap 2 skript BWL yang jumlanya ratusan halaman. Fhuih.
Udah sampe kepala kunang kunang, baru nanya ke penjaga toko. Si penjaga toko malah nunjukin biji2an kehitaman kering gitu. Well, biadab2 gini, kita ngerti ko' tauco warnanya cokelat muda (bener khan ya?). akhirnya... dengan keputusan serempak, pencarian tauco usai sudah. Kita makan cah kangkung tanpa tauco.
Pas mau nyampe kasir, ada salah satu dari kita yang berkata dengan innocentnya. Sebut saja Oknum ‚F‘ (Nama disamarkan)
F : eh... bukannnya ini Tauco ya?
Saya dll : (melihat ke kemasan botol mungil yang isinya berwarna cokelat muda, kami manggut manggut)
F : gue yakin nih.. soalnya temen gue pernah nunjukin yang ini
Mega : (mengerutkan kening, membaca apa yang tertera di label botol) emang, Tauco asalnya dari Leci ya?
F : (ikut mengerutkan kening)
Saya dll : (it’s ngakak TIMEEEEEE )
Sebenernya yang di tunjukin sama oknum F itu adalah semacam selai Leci. Oh lala.... gimana bentuk cah kangkung pake selai leci????

Comments

  1. Apakah F itu sebuah inisial ??Gw juga gak tau tauco itu kayak apa.Emang tauco buat masak apa si ?hehehhe.Ris, gw numpang jadi pembaca tetap ya.

    ReplyDelete
  2. Hihihi... Lebih ga bisa bayangin selai Leci bentuknya kya apa.. Koq selai Leci cokelat muda ya? :D :Dbtw, gudlak ya buat ujian!jd inget masa2 menderita dulu nulis ujian bwl :D

    ReplyDelete
  3. Willy: iya F itu ya selain gue, mega nurry ma alit heheNadia: iya ya?ko gue baru nyadar... selai leci ko cokelat???

    ReplyDelete

Post a Comment