ABAH

Saya lahir ketika umurnya sudah diawal 60-an.
Saya lupa bagaimana dia pernah menggendong saya,
Saya juga lupa bagaimana dia pernah tersenyum

Saya hanya ingat, bagaimana cara beliau makan.
aneh memang...
tapi dari Abah saya, saya belajar menikmati sayur
dari satu sendok, ke sendok berikutnya. nikmat..

Saya nyaris tidak pernah berbicara dengan beliau.
mungkin karena umur kami terlampau jauh,
atau karena beliau sudah terlalu banyak cucu.
saya (entah cucu keberapa) adalah cucu dari anaknya yang ke-9

Saya hanya tau beliau dari cerita2 ibu saya
bagaimana perjalanannya dari Kuningan ke Tasikmalaya
dengan kaki telanjang. *frown saya tidak percaya...
dan bertemu harimau. o'ooooooooooow.

Saat SMA saya baru mulai mengajaknya berbicara.
penasaran...
dia masih belum tersenyum
mana pernah dia tersenyum karena saya berkelakar?
saya bahkan pernah menyangka bahwa beliau 'ga kenal' siapa saya
sampai saya akhirnya terbang sampai kesini.
Saya belum pernah sekalipun berbicara 4 mata dengan beliau.

Maret 2007
Saya pulang ke Indonesia. Libur..
Saya suka Kuningan. Kota yang simpel,
hanya ada orang bersekolah, bersawah, berjualan
atau bekerja sebagai instansi kota.
Kota favorit saya.

Sejak kelas 2 SD, saya sudah berani kesini sendiri
naik kereta dari Gambir, sampai ke Cirebon
lalu dijemput paman, naik mobil sampai ke Kuningan.

tapi kali ini spesial
satu keluarga ke Kuningan mengantar saya.
Saya harus bertemu Abah.

Karena umurnya sudah tua, berbicara sudah sulit,
berjalan ke mushola pun harus dituntun
bahkan kadang harus di gendong.
Padahal, tahun lalu, beliau masih bangun jam 2 pagi
hanya untuk berdzikir dimushola depan rumah.

Beliau beberapa kali tersenyum saat digendong
meminta maaf kepada anak2nya karena sudah menyusahkan.
"abah mah geus kolot, teu tiasa mapah", katanya dengan senyum

pagi itu...
saya, dan beberapa kerabat berkumpul bersama abah.
satu hal lagi yang selalu saya ingat,
bahwa pagi di Kuningan itu
selalu dihiasi oleh serabi atau ketupat
ditambah goreng tempe atau combro.

tiba2
Beliau berbicara dengan senyum lebar kearah saya dan ibu saya.
saya dan ibu hanya mengerutkan kening
karena satu patah katapun tidak bisa kami mengerti
nenek saya tertawa..
kata nenek saya, abah bertanya ,
"ari di jerman aya gemet teu?"("Apa di Jerman ada Combro?")
saya dan ibu saya saling pandang sambil tertawa kecil.
nobody knows what I feel that day.
that was the very first time he ever talked to me.
it meant, he knew me.

Februari 2008.sms dari ibu saya:
Assalam.Teh, gmn kbrny? sehat?. Apa ujianny sdh slesai?
mama msh di Kuningan, abah sdh ga bisa apa2. ika do'akan abah ya..

mereka bilang, beliau sudah tidak kenal siapa ibu saya
mereka bilang, abah sudah lupa shalat

Allah apapun yang telah Engkau rencanakan,
tolong beri yang terbaik untuk beliau, ya Tuhan.
Berlin, 2008

Comments

  1. sseeeediiihhhh sekaaaliii.....*hiks...saya bener2 berkaca kaca ika...yang sabar yah sayang...saya di sini ikut mendoakan...

    ReplyDelete

Post a Comment