1: Long time no see :)

Dulu saat dapat Zulassung dari FH Coburg, dan memutuskan untuk Studienkolleg disana saya sempat agak kawatir. Karena saya perempuan sendiri, (bukan ga pede) tapi kenyataan punya badan kecil memang agak sedikit sulit mengambil / melakukan sesuatu yg berhubungan dg ketinggian hehehe, jd ... pengennya tuh punya temeeeeen aja dimana2.

Akhirnya saya browsing di Internet. Cari alamat muslim verein, atau masjid yang ada di Coburg. Begitu ketemu, saya kirim email, curhat blah blah blah kalo saya sendirian, dan butuh contact person perempuan untuk dijadiin teman. Emailny langsung dibalas sama imam masjidnya keesokan harinya. Cepet yeee jaman skrng? hehe, beliau bilang jangan kawatir sampe sana akan dikenalkan dengan seorang akhwat. Begitchu...

Hari pertama Studkoll... tidak disangka ternyata ada satu perempuan asal Indonesia. Yaitu Indri... :). She's nice, pinter lagi... namanya juga satu kampung, ya langsung donk ya ngobrol2 panjang lebar. Lupa kalo saya pernah ngirim email, dan pernah bilang takut susah nyari teman.

Saat lagi asik ngobrol dengan Indri, datang seorang lelaki berdarah timur tengah, berjenggot, dengan topi birunya. (ps: ga senyum sama sekali). Langsung ke arah saya berbicara dengan bahasa inggris.
dia : you are Riska, right?
saya: yes, I .... (ragu2) am
dia: so... after you finish today I'll pick you up. oke... ? you send the email to masjid right?
saya: ahaaaa (kaget)... but... where do you know that I'm the one who sent that mail?
dia: (nunjuk kearah kepala saya) your hijab!

hahahahahhahahahahahah dodol yak? Hr. Metzler pernah bilang, saya orang pertama di Studkol Coburg yang mengenakan jilbab. :) Yeaaa, kecil, hitam, berjilbab! bingo!

Usai pelajaran hari itu kami bertemu didepan Studkoll. Namanya Mahmood, pria asal Uzbekistan, sedang ambil program S2 di FH Coburg. Dia mengantar saya ke gedung Haus Coburg tepat di belakang Mensa. Lalu sampai lah kami di lantai 4, di pintu yang Mahmood ketuk, terdapat tulisan "Kaihan Rasul". Selang beberapa detik pintu dibuka oleh seorang perempuan berdarah timur tengah (again) dengan senyum lebar.

Didalam ruangan sudah ada ikhwan lain, keliatannya si lagi pada belajar kelompok, dan belakangan saya tau namanya Hisyam, lelaki asal Palestina yang lahir di Palestina, besar dan tinggal di Gaza. Subhanallah deh kalo ngobrol sama si Hisyam ini... (kita ceritakan dilain kesempatan). Sesaat setelah saya masuk, Hisyam dan Mahmood segera pergi. Mereka memang sedang kerja kelompok sebelum saya datang.

Kaihan...
iya dia nama perempuan yang tadi membukakan pintu. Perempuan ini berasal dari suku Kurdi di Iraq. Dia selalu menolak kalau saya bilang dia orang arab (ya jelas lah!). Anyhow yang membuat kami bicara banyak sore itu bukan karena asal nya dari Iraq atau (pada saat itu) ramenya serangan Amerika kesana. Tapi... karakternya. Saya kira dia kalem, atau paling tidak... lebih lembut dari saya yang pecicilan. Tapi dia ... rame!!!. Ga heran kan kalo saya betah lama-lama disitu. We talked about everything... Coburg, makanan Iraq, Indonesia... bunga-bunga, laptop, TV dsb... semuanya.

Pertemanan kita lancar jaya selama satu semester... tapi ternyata Kaihan lulus S2 dan akan langsung pergi ke Nuernberg untuk menikah dengan sang Fiance-tercinta. Her fiance is super duper nice deh... sebelum Kaihan pindah, tunangannya itu mentraining bahasa Jerman saya loooo, padahal dia sibuk banget.

3 Hari sebelum pindah ke Nuernberg, Kaihan tinggal di apartemen saya, tidur mengampar. Masakin saya dsb. Pokonya kaya ibu deh... sampe kita mengambil kesimpulan, bahwa Kaihan mengadopsi saya tanpa hitam diatas putih. Dia selalu panggil saya "my douter" (maksudny my daughter), and I call her "mom".

Comments

  1. si kaihan cantik banget ya kayaknyaaa.. :D

    ReplyDelete
  2. wah Riska, nikmat banget baca kisah ini...saya mau lagi dong, ada yang tentang Hisyam nggak?

    ReplyDelete
  3. @dimas: thx mas :)@liya: tar aku post photony@mba Munaya: Saya banyak dengar cerita dia dari Kaihan. Hisyam sendiri sebenarny jarang banget bicara. Pernah satu waktu dia antar saya pulang karena sudah kemalaman dari rumah Kaihan. Disitu dia cerita kalo dia dan kakanya untuk dapat kabar keluarga di gaza susahnya bukan main. Dia sama kakanya di Jerman, sisanya tinggal di Gaza. sekarang aku ga tau gimana kelanjutannya. Konon kata Kaihan, dia anak paling cerdas sejurusan mereka. orangnya ramah bukan main...

    ReplyDelete
  4. Kawan sekamar sy, he3x.., ada koleganya yg org Arab asli. Kalau disebut satu huruf aja, misal -ta-, dari mulutnya akan meluncur ratusan bait syair bermula dari huruf ta atau akhiran ta...gitu juga untuk huruf yang lain. Kayaknya pintar dari warisan genetik dengan daya ingat yang memang beda dengan suku bangsa lain he3x...kayaknya otaknya sudah ada super search engine nya sendiri, nggak perlu pake google he3x... Bisa jadi Hisyam kayak gitu ya :)

    ReplyDelete

Post a Comment