Karena siapa?

Seriously I should stop changing blog layout so often deh. Bener-bener deh, kalo ada deadline jadi malah rajin sekali ngeblog dengan struktur bahasa yang tidak pernah bermakna dan hanya ingin obral cerita ke khalayak ramai macam ni.

Anyway beberapa minggu terakhir, setiap akhir pekan selalu ada diluar Berlin, dari mulai Darmstadt sampe ikut jalan-jalan sama Bu fai dan anak-anaknya ke Stavanger, lalu pekan lalu kembali menemui teman2 di Köthen. Banyak ilmu dan pengalaman yang bisa diambil dari ketiga perjalanan kemarin alhamdulillah.

Paling berkesan bagi saya pribadi adalah perjalanan ke Darmstadt. Kami bertolak dari Berlin usai shalat subuh, perjalanan dari Berlin ke Darmstadt sekitar 4-5 jam, serupa dengan perjalanan pulang kampung keluarga dari rumah ke Kuningan dan malamnya sekitar pukul 10 kami sudah dalam perjalanan kembali ke Berlin. Walau singkat pertemuan itu, tapi kesannya mendalaaaam sekali bagi saya.


Disana bukan cuma mau me refresh ruhiyah tapi juga ketemu dengan banyak saudara. Yang lama tak bertemu, yang bahkan juga belum pernah bertemu. aaah indah lah pokonya... sebab itu pula saya rasanya ga berhenti tersenyum kalau ingat lagi :) (dan juga ga berhenti merindu mba Mardhiyah, kakakkuuu seandainya kau masih di Berlin :"( ).

Ada satu point yang membuat saya juga kak Riska Siregar (partner saya dari berangkat sampai pulang) saling meremas tangan, yaitu ketika diingatkan tentang "ruhul istijabah". Semangat, tanggap, cepat merespon, kalau tidak, kita akan kehilangan kesempatan melakukan kebaikan. Pun seandainya hanya dengan menyambut sahabat dengan senyuman dan salam pertama :D. Banyak hal-hal kecil yang suka saya anggap remeh tapi ternyata efeknya besar sekali untuk sekitar. Lemparan senyum misalnya. Kadang dengan orang rumah pun suka malas bersenyum. Padahal saya tau sendiri ketika pagi disambut senyum oleh Hausmeister saja itu sudah lumayan tambah semangat melewati hari walau sedikit.

Oh iya, mengangkat telp. Jarang saya angkat telp dari teman. Haha tapi ini bukan lantaran tidak suka, tapi karena memang saya ga tau harus bicara apa dan ketika orang merasa penting menelphone kita, orang itu ga akan hanya telp sekali kan? hahaha. tuh kan jahat. Pokonya insyaallah mulai saat ini, kalau saya menemukan hp saya berdering, akan saya angkat kalau sedang tidak ada halangan :D.

Lalu perubahan ini. Saya sadar dua tahun ini saya sedikit banyak berubah. Entah dari sayanya saja yang merasa lebih baik atau sebenarnya tidak begitu. Tapi mudah2an menjadi lebih baik. Itu juga ga saya pungkiri karena peran beberapa orang penting disekitar saya. Namun saya sering bertanya dalam hati... Karena siapa saya berubah? Untuk siapa saya berubah? Kenapa saya berubah?. Karena akhir-akhir ini pun saya mulai mengerti kalau perubahan hanya untuk manusia dan pendapat mereka, itu tidak akan awet berubahnya menjadi rapuh, dan kadang hati ini tidak terima dengan perkataan mereka, disisi lain saya takut sekali terjatuh. Mungkin jawabannya biar hati saya yang jawab ya.. Mudah2an Allah memang meridhoi saya berubah kepada kebaikan. Perlahan.. tapi pasti. aamiin.

"Sesungguhnya setiap hari kita mengkonsumsi kebaikan orang lain, kenapa tidak dibalik? produksi kebaikan kita yang di konsumsi orang lain" DH. Al Yusni


Comments

  1. aha... riska...gini tulisanmu aku senang. enak bacanya. hehehe..

    tolong sampaikan salam ke kireina ya dari tarjo..saya pengen ketemu itu aja...

    thnks..

    "Sesungguhnya setiap hari kita mengkonsumsi kebaikan orang lain, kenapa tidak dibalik? produksi kebaikan kita yang di konsumsi orang lain" DH. Al Yusni

    hehehe :)

    ReplyDelete
  2. :D ahaaa ini Tarjo angkatan Sari dan Dwi yg seniman itu ya?
    Kireina Putri Ayodhia? tentu2... kalau nanti ketemu insyaallah dibilangin :D

    ReplyDelete
  3. Keren! Mata ini memerih, entah mengapa.

    ReplyDelete

Post a Comment