Lisan

Beberapa hari ini sadar ga sadar pembicaraan kami (saya dan teman-teman saya) sebenarny berputar di satu tema. Masalah lisan. Iya lisan…cara berbicara, nada berbicara dan tema bicaranya. Kami sadar ko kalo kami juga ga jarang ngomong salah, bahkan juga sadar ga sadar ngomongin orang. We try to avoid 'gossiping' as much as we can, dan seperti apa yang Betranti bilang, „ people will always talk, but let's make them talk about the good one“.  



Kami baru sadar saat Nurry cerita gimana kagetnya dan kecewanya dia mendengar ucapan seorang kenalan kami yg berkata pedas tanpa memikirkan keadaan sekitar tempo hari. Bagaimana orang tersebut bicara, maksudnya bukan hanya isi pembicaraan tapi juga nada bicaranya, raut wajah, dan akhirnya nyambung ke Verhalten (kelakuan) orang tersebut.

Dilihat dari cara bicara kita, memang kadang suka bikin org lain menjudge sifat kita. Well ini maksudnya bukan saya mau ngomongin orang disini, hanya berbagi pemikiran.

Contoh misalnya saya bilang begini (ini cuma contoh loh yaaa), „Ga berguna datang ke masjid, masjid disini dijadiin sarang gosip sama penghuni penghuninya“. (Masjid Al-Falah begitu? Semoga tidak… kan hanya contoh ).

Nah… sebenarnya kalo dipikir2, orang itu (contoh disini: saya) juga lagi ngomongin orang kan ya? Buruk lagi… karena saya nyebarin hal yang ga bagus ke orang-orang yang sebenarnya punya tujuan ke masjid untuk beribadah, bukan mendengar omong kosong saya barusan. Jadilah saya menghalangi orang untuk beribadah. Diagama manapun ngalangin orang ibadah, sama aja kan kaya ngalangin orang napas. Kasian kan?

Dan apa coba hasilnya?,
berkat omongan saya diatas, orang tadi jadi malas datang ke masjid.
Bukaaan, bukan krn saya bilang penghuni masjidnya tukang gosip, tapi KARENA PERKATAAN SAYA SENDIRI. Karena sadar-ga sadar saya juga penghuni masjid tapi malah menjelek-jelekan penghuni masjid. Buktinya saya ngomong itu di masjid. Sama aja bunuh diri kan???
ngebingungin ya?

Na ja…
Cuma mau berbagi pendapat aja. Logikanya, kalo kita ngomongin keburukan orang… belum tentu org yg diomongin itu image nya jadi buruk berkat omongan kita, tapi justru kitanya yg terlihat kotor dan mempermalukan diri sendiri karena berani menjugde dan ngomongin orang.

Jadi ingat tempo hari saat TPA, pak Yanuar menegur Azzam (anaknya) didepan gurunya dengan suara lantang, „JAGA LISAN-MU AZZAM!!!“ dan spontan Azzam yang sebelumnya sulit diatur, langsung diam. I think those words are adorable… I meant, mana ada bapa2 jaman skrng bilang ke anaknya „jaga lisanmu!“. Paling sering kita denger, „Diam kamu!!!“ yang malah bikin kita jadi ga mau diam. Dari sini aja kita liat gimana pak Yanuar menjaga lisannya saat marah ke anaknya. Dipilih kata yang paling baik, paling sopan didengar, tapi juga paling ngena dihati anaknya.

Well… wie gesagt, kami juga masih belajar buat jaga lisan… mohon maaf kalo ada salah2 kata :D

Comments

  1. SHE HAS TWO FACES, hahahasemoga 'penyakitnya' yang sudah 3 tahun ini gue sadari, lekas sembuh, amin.....

    ReplyDelete
  2. setuju ris, tulisan ini sangat-sangat menampar saya, mudah-mudahan kita bisa menghilangkan sifat ini ya. at least semoga usaha kita menghilangkan sifat ini barokah dan membawa impact yang besar ke perubahan kita seluruhnya.memang lisan itu manis, apalagi kalau gossiping, lebih manis lagi. tapi sekalinya kita tahu bahwa kita pernah/sedang digosipin, pasti hati kita sakit. mungkin salah satu terapinya adalah menempatkan posisi kita sebagai orang yang digosipin kali ya.untuk mbak nur, dari dulu saya tahu kok, kalau orang yang dimaksud adalah sang tokoh clarita dalam salah satu cerpen mbak nur. menurut saya, memang kita sebagai temannya yang punya tanggung jawab memperbaiki ini. tapi perlu kita pahami juga karakter dan perasaannya. well, memang nggak semudah itu.nice posting!

    ReplyDelete
  3. @nurry: amiiiiiiin :D@dimas: and such a nice comment you gave here :)

    ReplyDelete
  4. Insya Allah lebih baik jaga lisan, apalagi sekarang makin bertambah usia, maka akan banyak diperhatikan sama adik-adik yang lebih muda lagi. Bagus Riska luv u

    ReplyDelete

Post a Comment