Vorahnung

Beberapa hari yang lalu, satu kolega saya di tempat praktikum bilang begini

Erve: kamu tau, Riska? perasaan saya sedang kesal akhir2 ini

Saya: oya?

Erve: Saya bisa meramalkan, saya akan punya masalah dengan seorang perempuan sebentar lagi

Saya: häää? Saya ga percaya begituan

Erve: Di Kamerun, kalau orang bangun pagi lalu matanya sakit dan berkedut sendiri, pasti akan ada masalah menimpanya. Saya punya feeling saya akan punya masalah dengan seorang perempuan

Saya: ya... Kamu kan bilang minggu lalu baru berkenalan dengan perempuan asal Kamerun juga di bar

Erve: tidak... sepertinya bukan orang itu. Tapi saya tidak tahu dengan perempuan mana

Lalu barusan saja dia bilang begini

Erve: aaaaaa kamu yang punya masalah dengan saya ya Riska?

Saya: häää?

Erve: iya, bilang saja kalau kamu ada masalah dengan saya

Saya: häääääääää???

Erve: karena sejak terakhir kali cerita ke kamu bahwa saya meramalkan akan punya masalah dengan perempuan, sejak saat itu lah mata saya tidak sakit lagi

Saya: Saya belum merasa kesal dengan kamu. Mungkin sebentar lagi

Erve: (tertawa) well, mungkin tidak sekarang mungkin nanti, karena springframework ini...

Saya: sekarangpun saya bisa marah karena Springframework, tapi kenapa mesti marah sama kamu?

Erve: karena menurut ramalan saya begitu

BAH!!!!!!

how is it? Saya merasa rancu, bukan rancu karena habis cerita masalahnya ke saya, mata si Erve tidak sakit lagi. Tapi lebih ke.... kenapa percaya sama ramalan??? Kali aja yang dia rasakan itu cuma "pikiran negatif"...

Kalau tanya kenapa ramalan terkadang "suka benar"? karena pikiran manusia berkata seperti itu. Kalau kita meyakini sesuatu, kelak itu yang akan terjadi pada diri kita.

Contoh: "saya ngerasa punya feeling saya ga akan lulus mata kuliah Programmierung", karena perasaan negatif itu terlalu kuat dan dimunculkan oleh otak saya berkali2 lewat pikiran... Jadilah saya malas belajar, takut menghadapi hari ujian, dan nervous bukan main.

walhasil... bukannya saya berusaha untuk lulus, malah gagal karena over nervous.

Padahal nyatanya tidak seperti itu, dan artinya... kita sendiri yang rugi karena pikiran2 negatif tsb. Pun juga sama ramalan bintang dsb. Ga dipungkiri jaman SMP saya pelanggan salah satu majalah remaja, dan doyan baca ramalan bintang. Sadar ga sih yang tertulis disana zu umfangreich?... kalau iya, kenapa masih percaya? na ja... hanya sekedar berbagi..

schönen Tag noch :)

Comments

Post a Comment