Koreksi diri

Dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu:

(1) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam);

(2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk surga, dan tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim, Babul Libas)



point kedua itu.. secara sadar dan tidak sadar banyak kita suka melanggar. Bukan sebagai aturan wajib, tapi pelanggaran hak ke diri sendiri. Hak tubuh kita untuk di muliakan dibalut dengan pakaian yang memuliakan kita juga.  Siapalah saya yang awam ini berani membahasnya disini, tapi entah pagi ini merasa punya lust untuk menulis, karena pemikiran tentang hal ini sudah menjalar diotak dari beberapa waktu lalu.



Indonesia konon dijadikan pusat mode muslimah seluruh dunia. Hingga beberapa tahun kebelakang banyak banget komunitas hijaber muda cantik yang ceria enerjik dan bisa mengekspresikan dirinya lewat pakaiannya. Alhamdulillah saya yang orang awam ini, ikut senang juga mendengar bermunculan pengajian-pengajian komunitas hijaber ini, banyak anak muda yang memutuskan untuk mengenakan hijab dan memulai menghormati tubuhnya sendiri.



Tapi amat disayangkan beberapa kali melihat perempuan yang katanya komunitas hijaber tapi masih memperlihatkan keelokan leher nya. Bahkan teman saya, liya.. saking gemasnya pernah kirim personal message ke salah satu penulis fashion blog muslimah. Alhamdulillah responnya baik, mereka berjanji dan berusaha untuk memperbaikinya, they even thank liya for that. Tapi blog lain sisanya?



Hadits diatas saya dapat saat berbincang dengan teman-teman kajian beberapa waktu lalu. Jujur saat itu saya baru mendengar bagian punuk unta itu. Ya Allaaaah terasa kesambet petir, pasalnya saat di Indonesia tahun lalu saya sendiri beli dalaman kerudung dengan sanggul palsu dibagian belakangnya dengan alasan terlihat lebih indah saat pake jilbab. But is it really that indah?



Dulu saat hati ini masih mengeras, sempat terbesit dihati saya, kalau muslimah kaku hanya berpakaian begitu dan bercorak seperti ini, juga buruk dalam mix and match gimana mata dunia mau ngeliat? mata perempuan muslimah yang ga jilbaban juga males liatnya..



but then again kalau ada teman-teman yang pernah baca bukunya Asma Nadia yang judulnya, "Jangan jadi muslimah nyebelin", disana mba Asma buat point2 penting selain pandai dalam mix and match baju etc. Efek ke-proper-an menurut hadits dan qur'an, efek kebersihan, keramahan, kesantunan etc masih bisa jadi pengikat orang-orang yang sebelumnya tidak kenal atau tidak tertarik. Untuk apa mengorbankan sesuatu yang jelas-jelas dilarang demi alasan kebaikan padahal masih ada cara lain untuk mendapatkannya. Usaha boleh tapi hidayah hanya Allah yang kasih.



I know my own clothes it self doesn't represent a good muslimah yet, postingan kali ini pun sebenarnya menampar saya sendiri yang masih suka berpakaian ketat. But I'm trying to be a proper one. Just like you and many other out there. Mari saling mengingatkan untuk jadi orang yang lebih baik dan berkasih sayang :).



with love,

Riska

Comments

  1. Wohohohohohoyyyyy...

    Gue ngeklik "cool" lho!

    Dari Jakarta yang panas ini, izinkanlah gue bercuap:

    Postingan ini sebenernya berat, tapi kebenaran memang harus disampaikan bukan? Dulu (dan kadang sekarang juga) gue sering miris melihat perempuan yang celananya cuma pakai long john doang (atau semodel leging gitu). Dalam hati gue, ihh, kok gak malu ya keluar rumah cuma pakai celana dalam doang. Apa gak kasihan sama cowok-cowok yang ngeliatnya? Bahkan ada yang ke masjid cuma pakai long john doang! Memang, ada banyak cowok yang matanya jelalatan dan suka ngeliat keelokan tubuh perempuan, tapi ada juga lho cowok yang berusaha menjaga mata dan hatinya karena dia takut pada Allah SWT, walau usahanya itu mesti diperjuangkan habis-habisan karena lingkungan sekitarnya tidak mendukungnya..

    Nice post ris!

    ReplyDelete
  2. gue juga deg2an nge post ini sebnrny mas. tau kan gue juga masi begini penampilan. Tapi semoga aja dari begini gue bs selalu inget mana yg seharusny dilakukan dan mana yg tidak.

    let see if you ever dare to klick "uncool", dim.

    ReplyDelete
  3. Ya Robbi. . yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami diatas agamaMu.
    Ya Robbi. . yang Maha mengarahkan hati, arahkanlah hati kami kepada keta'atan terhadap MU.

    ReplyDelete
  4. "rambutnya sebesar punuk unta" maksudnya apa ka?

    ReplyDelete
  5. yang rambutnya digulung keatas ndy *disanggul tinggi2 seperti punuk unta.

    ReplyDelete
  6. post-an ini jadi kayak review ulang.. dan jadi kayak saksi bisu perjalanan kita dulu bagaimana. ketit sana sini, warna warni, sok sok stylish biar dibilang cakep. kalo cakep mah cakep aja yah loook.. tp kalo sekarang cakepnya cuma buat yang kita tunggu kepulangannya dirumah. hihi ana uhibbuki fillah lokih. i dont know why, i'm on the stage of "kangen berat sama elu". stay healthy. :***

    ReplyDelete

Post a Comment