Jilbab yang mana?

Bismillah
Seperti yang kalian lihat blog ini seperti pulau yang ditinggalkan. seperti banyak orang bilang hidup itu adalah perjalanan. lama sekali ingin berbagi sedikit hal yang saya dapati, rasakan, dan lakukan selama perjalanan saya dalam blog ini. Tapi qodarullahu wa ma sya a fa'ala waktu berjalan begitu cepat menuju penghujung. Dan semua pun tidak ada yang tau dimana ujungnya, kapan ujung itu ditemukan. Dalam kecepatan ini rasanya menulis blog itu sulit sekali. Bahkan saat saya meluangkan waktu seperti sekarang ini. Sulit memilah hal apa yang harus saya bagi. Karena seperti yang kalian juga rasakan dalam hidup, saya juga rasa banyak hal dalam hidup :) .

Semoga Allah Ta'ala tunjukan jalan menuju kebenaran kepada kita selalu.

Tempo hari saya dan suami menghadiri undangan pernikahan. Setiap kali ada acara walimatul ursy saya yang masih bodoh ini memang selalu ingin tampil spesial dibandingkan tampilan saya sehari-hari ke kantor. Bahkan baju sudah dipikirkan dari jauh hari, tinggal izin suami, langsung pakai harusnya.

Tapi entah kenapa kemarin ribet banget pilih jilbab. Satu jam sebelum berangkat saya masih sibuk memilah-milah jilbab mana yang harus saya pakai. Keranjang baju yang belum disetrika berkali kali diaduk-aduk, balik ke kamar, balik lagi ke tempat setrika, dapur, kamar, aduk-aduk lagi.



Akhirnya jilbab terpilih adalah jilbab segi empat bahan paris berwarna cokelat tua dengan sedikit rajutan pita di keempat ujungnya. Saya tanya suami apa boleh pakai jilbab ini, beliau membolehkan asal dilapis dengan bahan yang lebih tebal. Saat itu mood saya juga lagi ga bagus banget, moso nyari jilbab saja sampe sedih. Padahal suami menyarankan untuk pakai jilbab langsung saja agar tidak ribet. Saya tetap kekeuh sumarekeuh nyari jilbab lapisan bawahnya. Suami saya pun akhirnya menyerahkan pilihan ke saya yang penting tau cara pakai yang benar. Toh saya juga yang pakai, mungkin itu pikirnya.

Dan voila karena jilbab bahan paris itu tipisnya ga ketulungan, akhirnya saya pake jilbab 3 rangkap. Saat kemudian bertanya lagi, suami hanya mengangguk.

Kami pun datang kesana 30 menit sebelum acara berakhir. Acara diadakan di sebuat resort bernama Hidden Paradise di daerah Pondok Cabe. Tempatnya begitu asri benar2 mencerminkan namanya yang hidden disekitar perkampungan dan berbentuk bak paradise yang asri dan cantik, dan hebatnya pernikahan dilaksanakan secara sederhana. Ketika sampai di tempat betapa malu saya berhadapan dengan para wanita cantik nan anggun dengan long black khimar nya yang simpel tidak berlebihan sambil ber salam sapa.

GLEK!. Langsung ingat kisah para sahabiyah ketika pertama kali turun ayat untuk mengenakan hijab. Semua bahan apapun termasuk gordin ditarik mereka untuk segera menutupi aurat2 mereka. Dengar dan menurut perintah Allah. Lagipula siapakah yang menyuruh saya berjilbab? suami saya? orang tua saya? bukan mereka tapi Allah.. Allah lah yang Menyuruh saya berjilbab.

Harusnya ya ga usah bingung jilbab yang mana, model apa... yang JELAS harus tidak menerawang, tak membentuk badan atau ngecap gulungan rambut, ga usah dibuat ribet, pantas dan nyaman :D mudah toh?

Langsung spontan ingat suami (yang sedang makan di bagian ikhwan). Betapa sabar si Panda ngingetin istrinya yang suka ngeyel dan ga mau denger kalo dikasih tau... :D Maaf ya panda... doakan terus istrimu :). I love you :*

Comments

  1. oh akhirnya tulisanmu mengudara!

    glek juga nih buat yang disini. ehehe

    ReplyDelete
  2. bener liya...yang disini juga nungguin tulisan2nya XD

    ReplyDelete

Post a Comment