Kisah Pembagian Ghonimah di Ji'ronah

(Mengcopy rangkuman teman dari kajian Ust. Nuzul Dzikry, Lc. 09 Mei 2013)

Satu lagi cara Rosulullaah mengajarkan kita bahwa menjaga aib saudara itu AMAT PENTING dan banyak keutamaannya.

Sebuah peristiwa penting di daerah bernama Ji'ronah. Yaitu ketika nabi membagi-bagikan ghonimah (setelah perang Hunain 10 Syawal, 8 Hijriah)  kepada kaum Quraisy yang baru masuk Islam. Di antaranya kepada Abu Sufyan al-Harb sebanyak 100 unta perang, kepada Shofwan bin Umayyah sebanyak 100 unta perang pula. Abu Suyfan yang telah mendapatkan 100 ekor unta perang (yang mana unta perang adalah unta yang dikenal dengan kualitas terbaik) masih belum puas, maka ia pun meminta lagi kepada Nabi, "Bagaimana dengan anakku?"
Subhanallaah, Nabi pun memberikan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan 100 ekor unta perang. Dan kepada tokoh-tokoh Quraisy lainnya dengan total semuanya adalah dua puluh empat ribu unta. YA, 24.000 EKOR UNTA digelontorkan Nabi yang mulia kepada kaum Quraisy yang padahal sebagian mereka, diantaranya adalah Abu Sufyan al-Harb, tidak mengikuti perang. Malah mereka hanya menonton perang dari belakang.

Bandingkanlah dengan kaum Anshor. Mereka membantu Nabi dengan setia sejak awal sebelum perang hingga perang selesai. Akan tetapi Rosulullaah shollallaahu 'alayhi wa sallam tidak memberikan kepada mereka seekor pun atau sepeser pun dari ghonimah perang Hunain yang sangat banyak jumlahnya. Semua Nabi berikan kepada kaum Quraisy yang baru masuk Islam; yang belum teruji keimanannya, yang bahkan saat perang pun mereka justru mundur ke belakang dan menonton perang tersebut.

Kaum Anshor yang menyaksikan pembagian ghonimah ini di depan mata mereka pun merasa sakit hati.
Selain itu kaum Anshor berkeyakinan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak akan kembali bersama mereka ke Madinah melainkan akan menetap di Mekah yang merupakan kampung halaman beliau صلى الله عليه وسلم . Salah seorang dari kalangan Anshor pun berujar, "Nabi telah kembali kepada keluarganya dan kita telah dilupakan."
Maksudnya, Nabi lebih cenderung kepada sukunya yaitu suku Quraisy, dan kaum Anshor yang nyata-nyata membantu Nabi dalam perang Hunain hingga selesai justru tidak dibagi ghonimah.

Ada lagi yang berkata, "Semoga Allaah Mengampuni (kesalahan) Rosulullaah." begitu murkanya kaum Anshor sehingga mengatakan hal tersebut.

Subhanallaah!

Lantas, bagaimanakah sikap Nabi menyikapi hal ini?

SIMAKLAH.. SIMAKLAH bagaimana kelanjutan kisah ini, kawan.

Nabi yang mendengar perkataan kaum Anshor tersebut tidak lantas seketika menyikapi dengan marah atau tersingggung.

Perhatikan!

Nabi memanggil salah seorang tokoh kaum Anshor, yaitu Sa'ad bin Ubadah rodhiyallaahu 'anhu.
Nabi pun bicara empat mata dengannya, "Wahai Sa'ad bin Ubadah, bagaimana sikapmu? Apakah engkau setuju dengan pernyataan itu?"

Sa'ad menjawab, "Sebagian kaum Anshor kecewa akan sikapmu, wahai Rosulullaah.". Tapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak puas dengan jawaban itu & beliau صلى الله عليه وسلم kembali menanyakan hal yang sama. Hingga Sa'ad bin ubadah rodhiyallaahu 'anhu. berkata " wahai Rasulullah, aku hanyalah sebagian kaum Anshor. Tapi siapalah aku?". Begitulah jawaban Sa'ad. Lihatlah akhlaq para sahabat Rasulullah  صلى الله عليه وسلم, sudah sekesal itu tapi tetap tidak mampu berkata yang menyakitkan hati Rasulullah  صلى الله عليه وسلمdan tetap menghormati beliau  صلى الله عليه وسلم.

Begitu mendengar jawaban dari tokoh kaum Anshor tersebut, maka Nabi pun paham.
Nabi lalu bekata, "Kalau begitu kumpulkan kaum Anshor. Aku ingin bicara."

Kemudian kaum Anshor pun berkumpul dan ternyata ada sebagian kaum Muhajirin pun ikut datang (padahal yang dipanggil hanyalah kaum Anshor). Namun, Nabi Muhammad shollallaahu 'alayhi wa sallam menyuruh kaum Muhajirin keluar. Inilah tingginya adab dan akhlak Nabi kita yang mulia tersebut. Nabi sangat paham ini adalah masalah yang sensitif. Maka Nabi pun menyuruh kaum Muhajirin yang notabene adalah orang-orang Makkah (Quraisy) untuk keluar tidak ikut dalam pembicaraan empat mata ini karena ini bukanlah urusan mereka. Urusan ini adalah antara Nabi dengan kaum Anshor. Maa syaa-a Allaah!

Setelah kaum Muhajirin keluar, Nabi pun berkata kepada kaum Anshor,
"Wahai kaum Anshor, telah sampai kepadaku berita tentang perasaan yang dipendam oleh kalian.. bla bla bla.." (Nabi menyebutkan kabar yang didengar mengenai pembagian ghonimah tersebut).
Wahai kaum Anshor, apakah kalian sudah lupa bahwa aku datang kepada kalian dalam keadaan kalian sesat dan Allaah menurunkan hidayah melalui diriku?
Kalian miskin dan Allaah memberikan rizki kepada kalian melalui kedatanganku?
Dulu kalian perang saudara, lalu Allaah satukan kalian melalui kehadiranku?
Lalu lantas karena kalian tidak mendapatkan sampah-sampah dunia ini (harta ghonimah yang jumlahnya sangat banyak tersebut) kalian marah??"

Lebih lanjut Rosulullaah shollallaahu 'alayhi wa sallam menjelaskan bahwa maksud beliau dalam perkataannya tersebut adalah bahwa seluruh harta ghonimah yang sangat banyak tersebut hanyalah sampah dunia yang tidak berharga bila dibandingkan dengan cahaya hidayah yang telah Allaah berikan kepada kaum Anshor melalui kedatangan Nabi shollallaahu 'alayhi wa sallam. Sungguh tidak ada apa-apanya bila semua itu dibandingkan.

Tujuan Nabi memberikan seluruh ghonimah kepada kaum Quraisy terutama kepada yang baru masuk Islam adalah agar hati mereka menjadi lunak, agar mereka mau menerima Islam. Sedangkan mengapa Nabi tidak memberikan seekor pun unta dan hewan lainnya kepada kaum Anshor karena Nabi telah meyakini tingkat keimanan kaum Anshor. Sehingga Nabi tidak lagi khawatir tentangnya.

Maa syaa-a Allaah! Maa syaa-a Allaah.....

Kaum Anshor pun tertegun mendengar perkataan Nabi tersebut. Mereka tertunduk.
"Wahai Rosulullaah, yang engkau katakan adalah sebuah kebenaran. Bahkan kebaikan Allaah dan Rosul-Nya lebih banyak lagi."
"Kenapa kalian diam? Kenapa kalian tidak membantahku?" jawab Nabi shollallaahu 'alayhi wa sallam.
"Kalian bisa saja membantahku dengan mengatakan begini dan begitu dan seluruh manusia akan membenarkan kalian." lanjut Nabi.
Kaum Anshor pun menjawab, "Demi Allaah, bagaimana kami bisa membantahmu sedangkan kebaikan yang kami dapat dari Allaah dan apa yang engkau sampaikan lebih banyak lagi."
"YA KAUM ANSHOR, APAKAH KALIAN TELAH MENCINTAI SAMPAH-SAMPAH DUNIA?, apakah kalian tidak cukup berbahagia saat kalian membawa pulah Rasulullah?".
Seketika itu mereka sadar bahwa Rasulullah  صلى الله عليه وسلم kembali pulang ke madinah bersama mereka. Sungguh bahagianya mereka....

ps. Yg berwarna hijau a/ catatan dari rangkuman pribadi

Comments